Baru kali ini dalam sejarah hidupku, ihya' dihatamkan dua kali dalam dua hari berurutan. Rekor hataman kitab yang patut diacungi jempol. Kok bisa?
Begini ceritanya. Hari Rabo 25 Muharram 1438 H, dars pembacaan kitab Ihya Ulumiddin di bait Habib Abu Bakar bin Husein Assegaf sudah mencapai lembaran terakhir dari empat juz karya Alghazali itu. Perjalanan selama satu tahun yang dilakukan oleh orang orang mulia itu sampai ke terminal akhirnya. Setiap pagi hari mereka istikamah membaca huruf demi huruf, kalimat perkalimat dari kitab Ihya. Dinahkodai oleh pemuda yang mulia, Habib Abdul Qadir Assegaf putra dari maha guru yang mulia, dengan sabar mereka melangkah dari satu halaman ke halaman berikutnya. Sudah terbiasa di akhir muharram mereka berlabuh di pelabuhan yang kemudian dilanjutkan kembali dari awal.
Begini ceritanya. Hari Rabo 25 Muharram 1438 H, dars pembacaan kitab Ihya Ulumiddin di bait Habib Abu Bakar bin Husein Assegaf sudah mencapai lembaran terakhir dari empat juz karya Alghazali itu. Perjalanan selama satu tahun yang dilakukan oleh orang orang mulia itu sampai ke terminal akhirnya. Setiap pagi hari mereka istikamah membaca huruf demi huruf, kalimat perkalimat dari kitab Ihya. Dinahkodai oleh pemuda yang mulia, Habib Abdul Qadir Assegaf putra dari maha guru yang mulia, dengan sabar mereka melangkah dari satu halaman ke halaman berikutnya. Sudah terbiasa di akhir muharram mereka berlabuh di pelabuhan yang kemudian dilanjutkan kembali dari awal.