Rabu, 09 September 2015

KH. Mujib Imron Semangatkan Pengajian Aswaja



KH. Mujib Imron Semangatkan Pengajian Aswaja
“Ikut Kegiatan Ini Sebabkan Husnul Khatimah”



Suara lantunan maulid Simtud-durar membelah kesunyian Malam Ahad 15 Dzul Qa’dah 1436 H atau 29 September  2015 M. di Masjid Da’watul Ihsan, Pasinan Beji, sebagai pembuka acara pengajian rutin Jam’iyah Ahlussunnah Wal Jamaah  bekerja sama dengan Takmir Masjid kuno yang konon berusia ratusan tahun itu. 
KH. Mujib Imron SH, Pengasuh Pon-Pes Terpadu Al-yasini, Areng-Areng, Kraton,Pasuruan, pengisi Mauidhoh Hasanah dalam acara ini mengungkapkan rasa gembiranya terhadap adanya pengajian Aswaja. 
“Saya sangat matur nuwun  atas adanya kegiatan seperti ini. Mengikuti  kegiatan-kegiatan seperti ini, bekumpul Habaib dan ulama, bisa menyebabkan husnul khatimah, dan dikumpulkan bersama mereka di syurga ” tutur KH Mujib Imron.
Kiai Mujib mendorong kepada seluruh kader ahlussunnah wal jamaah untuk selalu semangat mengaji. “Ngaji. Ayo terus ngaji. Kita harus aktif ikut kegiatan Ahlussunnah Wal jamaah,” pesan beliau. 

Kiai Mujib menyatakan bahwa  amaliah yang dilakukan oleh para Habaib, ulama dan kiai Ahlussunnah wal Jamaah dari sejak Wali Songo sampai para habaib serta ulama di Pasuruan, merupakan amaliah yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Mereka tidak ngawur. Mereka  melakukan itu berlandaskan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis.
Seperti masalah tabarruk (ngalap barakah)atau tawassul. Kiai Mujib Imron menegaskan bahwa itu sudah ada sejak zaman Rasulullah. Ini juga dilakukan oleh para ulama salaf seperti Imam Syafi’i. Imam Al-Khotib Albagdadi dalam Tarikh-nya meriwayatkan bahwa Imam Syafi’I berkata, “Sungguh aku mengambil barakah Imam Abu Hanifah. Aku datangi kuburannya. Ketika aku ada hajat aku shalat dua rakaat dan aku pergi ke kuburan Abu Hanifah , aku memohon hajatku kepada Allah  di kuburan itu. Maka tidak lama hajatku dikabulkan oleh Allah.”
Kiai energik yang pernah menjabat sebagai Ketua PCNU Pasuruan ini menegaskan bahwa NU didirikan untuk mempertahankan dan menyebarkan Ahlussunnah Waljamaah. 
Habib Abdul Qadir Assegaf diapit  Habib Syekh bin Ahmad Assegaf dan KH Nurkholis Musytari
“Ulama-ulama pesantren, NU dan habaib bersatu padu. Mereka saling memperkuat, asalkan sama-sama Ahlussunnah waljamaah,” ungkap KH Mujib Imron.
KH Mujib Imron mengelus dada dan menyayangkan kalau ada habaib atau ulama yang bukan ahlussunnah waljamaah yang mengkafirkan Sayyidah. Aisyah, istri Nabi, dan para sahabat,  seperti Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq, Sayyidina Umar, Sayyidina Usman dan melaknat mereka. Padahal Allah memuji para sahabat dalam Al-Qur’an.
“Mudah-mudahan kita tidak ikut golongan orang-orang yang melaknat sahabat ini,” harap Kiai Mujib Imron.
Sementara itu, Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf  yang menjadi pembicara kedua memperingatkan tentang banyaknya fitnah yang terjadi di akhir zaman ini. Fitnah yang disebut oleh Nabi Muhammad SAW seperti gelap-nya malam. Di mana seorang mukmin di waktu sore beriman, tapi di waktu pagi sudah berubah menjadi kafir. Aqidah seseorang mudah dicopot  demi ditukar dengan sedikit uang.
Ketua PP. Darul Ihya’ Liulumiddin, Bangil, ini menegaskan agar umat islam hati-hati dengan JIL (Jaringan Islam Liberal) yang disebarkan oleh Ulil Absar Abdallah yang menyata-kan bahwa sembilan puluh persen Qur’an adalah karangan manusia. Ini jelas sebuah perkataan kufur  yang membuat seseorang keluar dari agama Islam.  JIL juga menghalalkan homoseksual yang jelas-jelas diharam-kan oleh Allah SWT.
Sebagai pembicara pamungkas, Pimpinan Aswaja Bangil, KH Nur Kholis Musytari, menginformasikan kepada para hadirin terutama kepada KH Mujib Imron tentang aktifitas Aswaja Bangil dan semakin banyaknya anggotanya. Informasi yang terbaru, Asawaja menerbitkan bulletin setengah bulanan yang edisi perdanannya diluncurkan pada pengajian di Pasinan tersebut.  Kiai sepuh pengasuh Pon-Pes Nurul Iman Bangil ini mengajak para anggota untuk menyumbangkan tulisan ataupun dana demi kesinambungan bulletin dakwah yang dibagi secara gratis itu. 
Semoga ada yang terketuk hatinya. (Medas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar