Minggu, 23 Mei 2010

Umar Bin Abdul Aziz Digundul Karena Telat Salat

Siapa yang tidak tahu Umar Bin Abdul Aziz, khalifah yang keadilannya melegenda itu. Sepeninggal para khulafarrasyidin, umat islam tidak menemukan pemimpin negara yang adil seperti mereka. Malah sebaliknya, para khalifah Bani Umayyah menyuguhkan panggung sejarah yang bercelemotan dengan darah. Namun dengan naiknya Umar bin Abdul Aziz ke atas kursi khilafah menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik maka umat islam menemukan kembali sosok khalifah, pengganti Rasulullah, yang sebenarnya. Kebijakan yang diterapkan oleh Umar bin Abdul Aziz dalam menjalankan roda kepemerintahannya sama seperti yang diterapkan oleh para kkhulafaarrasyidin yang empat itu, yaitu berdasarkan Qur’an dan Sunnah Nabi. Tak heran kalau Sufyan Atssauri berkata: “Khalifah itu ada lima. Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz.”

Kesalehan dan ketakwaan Umar bin Abdul Aziz tidak luput dari peran orang tua dan para pendidiknya di waktu ia masih kanak-kanak. Orang tuanya, Abdul Aziz bin Marwan, sangat memperhatikan pendidikan anak tercintanya tersebut. Walaupun sang anak adalah berasal dari keluarga ningrat Bani Umayyah yang berkuasa kala itu tapi ia tidak dimanja. Bahkan dengan kemauan sendiri Umar bin Abdul Aziz meminta kepada sang ayah untuk dikirim ke Madinah dengan tujuan menimba ilmu dan belajar adab (sopan santun) dari para ulama Madinah. Kala itu sang ayah menjabat sebagai gubernur Mesir.

Salah satu guru Umar bin Abdul Aziz di Madinah adalah Saleh bin Kaisan, seorang ahli hadis dan pendidik yang saleh. Pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz telat dari shalat berjamah. Saleh bin Kaisan menegurnya.

“Kenapa kamu telat?”

“Tadi pelayan saya menata rambut saya,” jawab Umar bin Abdul Aziz beralasan.

“Kau lebih mengutamakan hal itu daripada shalat jamaah?” sergah Saleh bin Kaisan dengan nada ingkar.

Kejadian tersebut dilaporkan melalui surat oleh sang kiai, Saleh bin Kaisan, kepada wali santrinya, ayah Umar bin Abdul Aziz di Mesir. Sang ayah menindaklanjuti laporan guru pendidik anaknya itu. Dikirimlah seseorang utusan untuk datang ke Madinah. Utusan itu datang ke Umar bin Abdul Aziz. Tanpa bicara sediktpun sang utusan langsung menggundul rambut Umar bin Abdul Aziz.

Kerjasama antara wali santri dan sang pendidik dalam mensukseskan pendidikan seorang anak didik, seperti yang dilakukan oleh Abdul Aziz bin Marwan dan Saleh bin Kaisan dalam mendidik Umar bin Abdul Aziz ini, patut untuk ditiru dan diterapkan pada zaman sekarang. Gara-gara telat salat jamaah saja langsung diambil tindakan yang cepat. Dicari penyebabnya. Rambut. Maka digundullah mahkota itu sebagai peringatan kepada Umar bin Abdul Aziz agar tidak terlena dengan rambutnya sehingga telat berjamaah. Sekali lagi telat berjamaah bukan tidak salat jamaah, atau tidak salat sama sekali.

Bisa dibayangkan andai yang membikin telat berjamaah itu televisi, PS, internet atau sarana bermain yang lain, tentu semua itu akan di'gunduli'. Entah orang tua sekarang apa bisa.

Sabtu, 15 Mei 2010

وفاة الحبيب علي بن جعفر العيدروس مولى جوهور ماليزيا

>انتقل الى رحمة الله العارف بالله الحبيب علي بن جعفر بن احمد بن عبد القادر العيدروس مساء الخميس 28 جمادى الأولي 1431 هجرية بباتو باهات جوهور ماليزيا
وكان الفقيد مشهورا بالصلاح والزهد والتواضع مع كونه مرجعا للأكابر الصالحين. وقد زاره في حياته كثير من العلماء العظام طالبين منه الدعاء منهم امام اهل السنة والجماعة المرحوم السيد محمد علوي المالكي .وكان رحمه الله مجاب الدعوة وبيته السذج مأوى لمشاكل رواده ومحلا لحل مصاعب حياتهم المتعبة ومنيرا لقلوبهم المظلمة
وبوفاته رحمه الله ازدادت مصائب المسلمين لا سيما بعد ما فقدوا قبل ايام قلائل غوثهم الحبيب عبد القادر بن احمد السقاف رحمه الله.
"ربنا اغفر لنا ولأخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين امنوا ربنا انك رؤوف رحيم"
تغمد الله الفقيد برحمته واسكنه اعلى جناته مع النبي واهل بيته وذريته

Jumat, 14 Mei 2010

Habib Ali bin Jakfar Alaydrus, Batu Pahat Malaysia Meninggal . Bangil Salat Gaib

Jumat malam Sabtu, 01 Jumadassaniah 1431 H, bakda shalat magrib, dilakukan shalat jenazah gaib untuk Alhabib Ali bin Jakfar Alidrus, Malaysia di PP. Darul Ihya Liulumiddin,Bangil. Acara yang diikuti dengan penuh hikmat oleh ratusan anggota pengajian Hikam Jumat sore ini diimami oleh Asayyid Ahmad bin Husein Assegaf, pengasuh pengajian tersebut.
"Almarhum adalah seorang wali besar. Sayyid Muhammad Almaliki pernah datang dan meminta doa kepada beliau di Batu Pahat,Johor, Malaysia," ungkap Habib Ahmad bin Husein Assegaf kepada para hadirin.
Setelah shalat isyak juga dibacakan yasin dan tahlil untuk almarhum yang juga bertepatan dengan empat puluh harinya Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf, Jeddah dan khaulnya Sayyid Nabil bin Ahmad Assegaf, putra pengasuh.
"Semoga arwah mereka diliputi rahmat Allah dan madad mereka mengalir kepada para hadirin dan putra-putra mereka, Amin," sepotong dari lantunan doa yang dikumandangkan Habib Ahmad bin Husein Assegaf di akhir acara.

Habib Ali bin Jakfar bin Ahmad bin Abdul Qadir Alaydrus meninggal pada hari Kamis petang 28 Jumadal Ula 1431 atau 13 Mei 2010.

Rabu, 12 Mei 2010

Siapa Saya?


Anda tahu siapa makhluk terhina? Anda kenal orang yang paling durjana? Itulah saya.
Kenalkan nama saya Ahmad Hidayatullah. Panggil saja Maddayat, sama dengan nama blog jelek ini. Terlahir di Pasuruan 24 Jumadil Akhir 1398 H dari seorang ibu dan ayah yang aku cintai.
Tak ada yang istimewa dari perjalanan hidupku. Tapi aku sangat bersyukur bisa bertemu orang-orang istimewa. Guru-guruku di Sidogiri, Murabbiku di Darul Ihya, Bangil merekalah yang begitu berarti bagiku. Moga Allah membalas mereka atas segala bimbingan yang telah mereka berikan.
Sekarang aku sudah dikarunia satu anak dan sebentar lagi akan dua. Moga istriku yang tercinta tabah karena anakku akan terus bertambah. Doakan
.